Back

Uang Beredar (M2) Indonesia pada April 2025 Tumbuh 5,2% (YoY) dari Sebelumnya 6,1%

Uang Beredar dalam arti luas (M2) Indonesia pada bulan April 2025 mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,2% (YoY) menjadi Rp9.390 triliun. Pertumbuhannya lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan Maret 6,1% yang pada bulan tersebut mencatatkan rekor tertinggi Rp9.436 triliun.

Pertumbuhan pada bulan pelaporan sebagian besar didorong oleh pertumbuhan penyaluran kredit yang tumbuh 8,5% (YoY), meskipun lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tumbuh 8,7%, seperti dilansir oleh Bank Indonesia

Reaksi Pasar

Rupiah berada di 16.304 yang tidak menunjukkan pergerakan signifikan setelah menguat ke 16.294 terhadap Dolar AS sebelum rilis. Sementara IHSG berada di 7.194, mencoba bangkit dari terendah hari 7.177,24 yang diraih pada satu jam pertama perdagangan.

pertanyaan umum seputar Bank-Bank Sentral

Bank Sentral memiliki mandat utama yaitu memastikan adanya stabilitas harga di suatu negara atau kawasan. Perekonomian terus-menerus menghadapi inflasi atau deflasi ketika harga barang dan jasa tertentu berfluktuasi. Kenaikan harga yang terus-menerus untuk barang yang sama berarti inflasi, penurunan harga yang terus-menerus untuk barang yang sama berarti deflasi. Tugas bank sentral adalah menjaga permintaan tetap sesuai dengan mengubah suku bunga kebijakannya. Bagi bank sentral terbesar seperti Federal Reserve AS (The Fed), Bank Sentral Eropa (ECB) atau Bank of England (BoE), mandatnya adalah menjaga inflasi mendekati 2%.

Bank sentral memiliki satu alat penting yang dapat digunakan untuk menaikkan atau menurunkan inflasi, yaitu dengan mengubah suku bunga acuannya, yang umumnya dikenal sebagai suku bunga. Pada saat-saat yang telah dikomunikasikan sebelumnya, bank sentral akan mengeluarkan pernyataan dengan suku bunga acuannya dan memberikan alasan tambahan terkait mengapa bank ini mempertahankan atau mengubahnya (memotong atau menaikkan). Bank-bank lokal akan menyesuaikan suku bunga tabungan dan pinjaman mereka, yang pada gilirannya akan mempersulit atau mempermudah orang untuk mendapatkan penghasilan dari tabungan mereka atau bagi perusahaan-perusahaan untuk mengambil pinjaman dan melakukan investasi dalam bisnis mereka. Ketika bank sentral menaikkan suku bunga secara substansial, hal ini disebut pengetatan moneter. Ketika memotong suku bunga acuannya, maka disebut pelonggaran moneter.

Bank sentral sering kali independen secara politik. Anggota dewan kebijakan bank sentral melewati serangkaian panel dan sidang sebelum diangkat ke kursi dewan kebijakan. Setiap anggota di dewan tersebut sering kali memiliki keyakinan tertentu tentang bagaimana bank sentral harus mengendalikan inflasi dan kebijakan moneter berikutnya. Anggota yang menginginkan kebijakan moneter yang sangat longgar, dengan suku bunga rendah dan pinjaman murah, untuk meningkatkan ekonomi secara substansial semantara merasa puas melihat inflasi sedikit di atas 2%, disebut 'dove'. Anggota yang lebih suka melihat suku bunga yang lebih tinggi untuk menghargai tabungan dan ingin menjaga inflasi tetap rendah setiap saat disebut 'hawk' dan tidak akan beristirahat sampai inflasi mencapai atau sedikit di bawah 2%.

Biasanya, ada ketua atau presiden yang memimpin setiap rapat, perlu menciptakan konsensus antara pihak yang mendukung atau menentang kebijakan moneter dan memiliki keputusan akhir ketika keputusan harus diambil berdasarkan suara yang terbagi untuk menghindari hasil seri 50-50 mengenai apakah kebijakan saat ini harus disesuaikan. Ketua akan menyampaikan pidato yang sering kali dapat diikuti secara langsung, di mana sikap dan prospek moneter saat ini dikomunikasikan. Bank sentral akan mencoba untuk mendorong kebijakan moneternya tanpa memicu perubahan tajam pada suku bunga, ekuitas, atau mata uangnya. Semua anggota bank sentral akan mengarahkan sikap mereka ke pasar sebelum acara rapat kebijakan. Beberapa hari sebelum rapat kebijakan berlangsung hingga kebijakan baru dikomunikasikan, anggota dilarang berbicara di depan umum. Hal ini disebut periode blackout.

USD/INR Mendapatkan Traksi karena Aliran Modal Asing Keluar

Rupee India (INR) diperdagangkan di wilayah negatif pada hari Jumat. Kemungkinan arus keluar asing dari ekuitas domestik dan harga minyak mentah yang lebih tinggi melemahkan mata uang India
了解更多 Previous

Prakiraan Harga Perak: XAG/USD Naik di Atas $33,00, Menerima Dukungan dari Permintaan Safe-Haven

Harga perak (XAG/USD) naik setelah mencatat kerugian lebih dari 1% di sesi sebelumnya, melayang di sekitar $33,10 per troy ons selama perdagangan sesi Asia pada hari Jumat
了解更多 Next